Kamis, 24 Maret 2011

" biografi tokoh-tokoh Pendidikan dunia "

Biografi Farrah Gray - Milyarder Termuda Sejak Umur 14 Tahun


 

Biografi Max Weber


Biografi Erno Rubik - Pencipta Permainan Rubik


Biografi Justin Bieber

Justin Bieber adalah anak dari pasangan muda Jeremy Jack Bieber (ayah) dan Patricia (Pattie) Lynn Mallette (ibu) dimana ibunya berusia 18 tahun saat melahirkan Justin. Pasangan ini berpisah pada saat Justin Bieber berumur 2 tahun. Pada umur 4 tahun Justin didaftarkan pada sekolah bermain drum oleh ibunya dan mulai belajar piano saat umur 7, dan gitar pada umur 10. Saat disekolah menengah ia belajar untuk bermain terompet. Ayahnya kemudian menikah lagi dengan Erin Bieber dan memiliki anak perempuan dan lelaki yang menjadi saudara tiri Justin Bieber.

 

Biografi March Boedihardjo - Mahasiswa Jenius Termuda di Hongkong berumur 9 Tahun dari Indonesia

March Boedihardjo, satu dari banyak anak berprestasi Indonesia keturunan Tionghoa lahir pada tahun 1998 di Hongkong. March Boediharjo dan keluarganya adalah orang Indonesia yang bermukim di Hongkong. Dan ketika tahun 2005, March dan keluarganya hijrah ke United Kingdom, ketika kakak laki-lakinya, Horatio Boediharjo yang saat itu berusia 14 tahun mendapat beasiswa di Oxford University, dalam program Phd, dan membuat ia menjadi salah satu siswa termuda di universitas itu.

" Sejarah Pendidikan Di Indonesia "


Sedikit Uraian Sejarah Pendidikan Indonesia.
“Knowledge is power”
Kutipan yang terkenal dari Francis Bacon tersebut jelas mengungkapkan pentingnya pendidikan bagi manusia. Sumber pokok kekuatan manusia adalah pengetahuan. Mengapa? Karena manusia dengan pengetahuannya mampu melakukan olah-cipta sehingga ia mampu bertahan dalam masa yang terus maju dan berkembang.
Dan proses olah-cipta tersebut terlaksana berkat adanya sebuah aktivitas yang dinamakan PENDIDIKAN. Pendidikan menurut KBBI berarti sebuah kegiatan perbaikan tata-laku dan pendewasaan manusia melalui pengetahuan. Bila kita lihat jauh ke belakang, pendidikan yang kita kenal sekarang ini sebenarnya merupakan ”adopsi” dari berbagai model pendidikan di masa lalu.
Informasi mengenai bagaimana model pendidikan di masa prasejarah masih belum dapat terekonstruksi dengan sempurna. Namun bisa diasumsikan ”media pembelajaran” yang ada pada masa itu berkaitan dengan konteks sosial yang sederhana. Terutama berkaitan dengan adaptasi terhadap lingkungan di kelompok sosialnya.
Pendidikan Masa Hindu-Buddha
Sistem pendidikan pada masa lalu baru dapat terekam dengan baik pada masa Hindu-Buddha. Menurut Agus Aris Munandar dalam tesisnya yang berjudul Kegiatan Keagamaan di Pawitra Gunung Suci di Jawa Timur Abad 14—15(1990). Sistem pendidikan Hindu-Buddha dikenal dengan istilah karsyan. Karsyan adalah tempat yang diperuntukan bagi petapa dan untuk orang-orang yang mengundurkan diri dari keramaian dunia dengan tujuan mendekatkan diri dengan dewa tertinggi. Karsyan dibagi menjadi dua bentuk yaitu patapan dan mandala.
Patapan memiliki arti tempat bertapa, tempat dimana seseorang mengasingkan diri untuk sementara waktu hingga ia berhasil dalam menemukan petunjuk atau sesuatu yang ia cita-citakan. Ciri khasnya adalah tidak diperlukannya sebuah bangunan, seperti rumah atau pondokan. Bentuk patapan dapat sederhana, seperti gua atau ceruk, batu-batu besar, ataupun pada bangunan yang bersifat artificial. Hal ini dikarenakan jumlah Resi/Rsi yang bertapa lebih sedikit atau terbatas. Tapa berarti menahan diri dari segala bentuk hawa nafsu, orang yang bertapa biasanya mendapat bimbingan khusus dari sang guru, dengan demikian bentuk patapan biasanya hanya cukup digunakan oleh seorang saja.
Istilah kedua adalah mandala, atau disebut juga kedewaguruan. Berbeda dengan patapan, mandala merupakan tempat suci yang menjadi pusat segala kegiatan keagamaan, sebuah kawasan atau kompleks yang diperuntukan untuk para wiku/pendeta, murid, dan mungkin juga pengikutnya. Mereka hidup berkelompok dan membaktikan seluruh hidupnya untuk kepentingan agama dan nagara. Mandala tersebut dipimpin oleh dewaguru.
Berdasarkan keterangan yang terdapat pada kropak 632 yang menyebutkan bahwa ” masih berharga nilai kulit musang di tempat sampah daripada rajaputra (penguasa nagara) yang tidak mampu mempertahankan kabuyutan atau mandala hingga jatuh ke tangan orang lain” (Atja & Saleh Danasasmita, 1981: 29, 39, Ekadjati, 1995: 67), dapat diketahui bahwa nagara atau ibu kota atau juga pusat pemerintahan, biasanya dikelilingi oleh mandala. Dalam hal ini, antara mandala dan nagara tentunya mempunyai sifat saling ketergantungan. Nagara memerlukan mandala untuk dukungan yang bersifat moral dan spiritual, mandala dianggap sebagai pusat kesaktian, dan pusat kekuatan gaib.
Dengan demikian masyarakat yang tinggal di mandala mengemban tugas untuk melakukan tapa. Kemakmuran suatu negara, keamanan masyarakat serta kejayaan raja sangat tergantung dengan sikap raja terhadap kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, nagara perlu memberi perlindungan dan keamanan, serta sebagai pemasok keperluan yang bersifat materiil (fasilitas dan makanan), agar para pendeta/wiku dan murid dapat dengan tenang mendekatkan diri dengan dewata.
Pendidikan Masa Islam
Sistem pendidikan yang ada pada masa Hindu-Buddha kemudian berlanjut pada masa Islam. Bisa dikatakan sistem pendidikan pada masa Islam merupakan bentuk akulturasi antara sistem pendidikan patapan Hindu-Buddha dengan sistem pendidikan Islam yang telah mengenal istilah uzlah (menyendiri). Akulturasi tersebut tampak pada sistem pendidikan yang mengikuti kaum agamawan Hindu-Buddha, saat guru dan murid berada dalam satu lingkungan permukiman (Schrieke, 1957: 237; Pigeaud, 1962, IV: 484—5; Munandar 1990: 310—311). Pada masa Islam sistem pendidikan itu disebut dengan pesantren atau disebut juga pondok pesantren. Berasal dari kata funduq (funduq=Arab atau pandokheyon=Yunani yang berarti tempat menginap).
Bentuk lainnya adalah, tentang pemilihan lokasi pesantren yang jauh dari keramaian dunia, keberadaannya jauh dari permukiman penduduk, jauh dari ibu kota kerajaan maupun kota-kota besar. Beberapa pesantren dibangun di atas bukit atau lereng gunung Muria, Jawa Tengah. Pesantern Giri yang terletak di atas sebuah bukit yang bernama Giri, dekat Gersik Jawa Timur (Tjandrasasmita, 1984—187). Pemilihan lokasi tersebut telah mencontoh ”gunung keramat” sebagai tempat didirikannya karsyan dan mandala yang telah ada pada masa sebelumnya (De Graaf & Pigeaud, 1985: 187).
Seperti halnya mandala, pada masa Islam istilah tersebut lebih dikenal dengan sebutan ”depok”, istilah tersebut menjadi nama sebuah kawasan yang khas di kota-kota Islam, seperti Yogyakarta, Cirebon dan Banten. Istilah depok itu sendiri berasal dari kata padepokan yang berasal dari kata patapan yang merujuk pada arti yang sama, yaitu “tempat pendidikan. Dengan demikian padepokan atau pesantren adalah sebuah sistem pendidikan yang merupakan kelanjutan sistem pendidikan sebelumnya.




Pendidikan Masa Kolonial
Pada masa ini, wajah pendidikan Indonesia lebih terlihat sebagai sosok yang memperjuangkan hak pendidikan. Hal ini dikarenakan pada saat itu, sistem pendidikan yang diberlakukan oleh pemerintah kolonial adalah sistem pendidikan yang bersifat diskriminatif. Artinya hanya orang Belanda dan keturunannya saja yang boleh bersekolah, adapun pribumi yang dapat bersekolah merupakan pribumi yang berasal dari golongan priyayi. Adapun prakteknya sistem pendidikan pada masa kolonial lebih mengadopsi pendidikan ala Eropa.
Namun kemudian mulai timbul kesadaran dalam perjuangan untuk menyediakan pendidikan untuk semua kalangan, termasuk pribumi. Maka hadirlah berbagai institusi pendidikan yang lebih memihak rakyat, seperti misalnya Taman Siswa dan Muhammadiyah.
Pada masa ini sistem Eropa dan tradisional (pesantren) sama-sama berkembang. Bahkan bisa dikatakan, sistem ini mengadopsi sistem pendidikan seperti yang kita kenal sekarang: Mengandalkan sistem pendidikan pada institusi formal macam sekolah dan pesantren.
Pendidikan: Berawal dari Keluarga
Pendidikan abad 21 diwarnai dengan pengaruh globalisasi. Berbagai sistem pendidikan berlomba-lomba diadopsi, dikembangkan dan disesuaikan. Institusi-institusi pendidikan mulai menjamur. Namun muncul kritik dari beberapa orang seperti Ivan Illich, yang menganggap sistem pendidikan hanya berorientasi untuk menghasilkan tenaga kerja untuk kepentingan industri semata. Pendidikan kehilangan maknanya sebagai sarana pembelajaran.
Kemudian muncul sebuah ide Home Schooling, yaitu pendidikan yang tidak mengandalkan institusi formal, tapi tetap bisa dilakukan di rumah sesuai kurikulum. Home Schooling adalah pola pendidikan yang dilatarbelakangi adanya ketidakpercayaan terhadap fenomena negatif yang umum terdapat pada institusi formal: adanya bullying, serta metode yang didaktis dan seragam.
Namun bukan berarti institusi pendidikan formal tidak menyesuaikan diri. Kini, timbul kesadaran bahwa prestasi bukanlah angka-angka yang didapat di ujian, atau merah-birunya rapor. Melainkan adanya kesadaran akan pentingnya sebuah kurikulum berdasarkan kompetensi.
Dari rangkaian sejarah pendidikan yang panjang ini ada satu esensi yang bisa kita ambil yaitu seperti apapun bentuknya, keberhasilan pendidikan pada dasarnya tidak hanya tanggung jawab dari pengelola pendidikan saja tetapi juga menuntut peranan dari orangtua yang tidak kalah pentingnya. Sejarah akan terus berulang: Pendidikan berawal dari keluarga.

Rabu, 23 Maret 2011

" Pulau Komodo dan Sejarahnya "

Pulau Komodo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Komodo
Komodo Island 2009.jpg
Geografi
Lokasi Asia Tenggara
Koordinat 8.55° S 119.45° EKoordinat: 8.55° S 119.45° E
Kepulauan Kepulauan Sunda Kecil
Luas 390 km²
Negara
Indonesia
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Demografi
Populasi perkiraan 2000
Kelompok etnik Bugis, dll

Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah timur Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape.
Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.
Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong.

Sejarah

Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo. Cerita ini berawal dari Letnan Steyn van Hens Broek yang mencoba membuktikan laporan pasukan Belanda tentang adanya hewan besar menyerupai naga di pulau tersebut. Steyn lantas membunuh seekor komodo tersebut dan membawa dokumentasinya ke Museum and Botanical Garden di Bogor untuk diteliti.
Tahun 2009, Taman Nasional Komodo dinobatkan menjadi finalis "New Seven Wonders of Nature" yang baru diumumkan pada tahun 2010 melalui voting secara online di www.N7W.com
dan jangan lupa untuk mendukung Pulau Komodo Sebagai New seven Wonder disini

Selasa, 22 Maret 2011

Galeri Binatang Aneh dan Unik

1. Pelochelys cantorii (penyanyi raksasa soka kura-kura)



penyu ini ditemukan terutama di pedalaman, bergerak lambat-sungai air tawar dan sungai. Penyanyi raksasa soka kura-kura dapat tumbuh hingga 6 kaki (sekitar 2 meter) panjangnya dan berat lebih dari 100 pound (sekitar 50 kilogram).

2. Matamata Turtle



The mata mata penghuni lambat bergerak, blackwater sungai, kolam stagnan, rawa, dan rawa mulai ke Bolivia utara, timur Peru, Ekuador, Kolombia timur, Venezuela, Guianas, dan Brazil utara dan pusat. The mata mata benar-benar suatu spesies air tetapi lebih suka berdiri di perairan dangkal dimana moncongnya bisa mencapai permukaan untuk bernapas.

3. Patagonian Cavy (Mara)




Sebuah hewan besar yang terlihat mirip kelinci, semacam seperti keledai. The Mara Patagonian tinggal di Tengah dan Selatan Argentina. Maras mendiami padang rumput kering dan semak gurun

4. Saiga Antelope



Saiga diklasifikasikan sebagai sangat terancam punah oleh IUCN. Ada jumlah diperkirakan 50.000 Saigas hari ini, yang hidup di Kalmykia, tiga bidang Kazakhstan dan di dua daerah terpencil Mongolia

5. Berhidung bintang mol



The Mole Star berhidung hidup di daerah dataran rendah basah dan makan invertebrata kecil, serangga air, cacing dan moluska. Ini adalah perenang yang baik dan dapat hijauan sepanjang bagian bawah sungai dan kolam. Seperti tahi lalat lain, hewan ini menggali terowongan permukaan dangkal untuk mencari makan, sering, ini keluar terowongan bawah air.
Tentakel hidung sangat sensitif ditutupi dengan hampir seratus ribu reseptor sentuhan menit dikenal sebagai organ Eimer's

6. Gajah tikus kesturi



Mereka tersebar luas di bagian selatan Afrika, dan meskipun tempat umum, dapat ditemukan di hampir semua jenis habitat, dari Gurun Namib untuk singkapan batu-bertebaran di Afrika Selatan untuk hutan lebat.

7. Ekidna moncong panjang



Echidnas adalah salah satu dari dua jenis mamalia yang bertelur (yang lainnya adalah platypus). The moncong panjang Ekidna ditemukan di New Guinea, di mana tersebar luas.

8. Pink Fairy Armadillo



Hal ini ditemukan di Argentina pusat di mana ia mendiami padang rumput kering dan dataran berpasir dengan semak duri dan kaktus. Ia memiliki kemampuan untuk mengubur diri sepenuhnya dalam hitungan detik jika ketakutan.
Pink Fairy Armadillo liang lubang kecil di dekat koloni semut di tanah kering. Ia makan terutama pada semut dan larva semut dekat liang.

9. Long-eared Jerboa



"The Mickey Mouse dari padang pasir" - hewan pengerat seperti tikus dengan ekor panjang, kaki belakang yang panjang untuk melompat, dan telinga sangat besar. The jerboa, ditemukan di padang pasir Mongolia dan Cina, terdaftar sebagai terancam dalam Daftar Merah IUCN.


Sumber : http://worldmustbecrazy.blogspot.com/
                 http://aneh22.blogspot.com/

"Seandainya Saya Menjadi Ahli Komputer"

Jika saya menjadi seorang ahli komputer, saya ingin memajukan Teknologi Khususnya di negeri ini. Mengenali masyarakat tentang pentingnya Peranan komputer bagi kehidupan Sehari - hari.
Memberi Pengarahan kepada pemuda Pelamar kerja  untuk selalu belajar komputer, karna sebagian tes penerimaan kerja tergantung dari seberapa bisa kita menguasai komputer.. 
Membantu Masyarakat agar lebih mengenal teknologi komputer...
Membuat jejaring sosial yang mendidik, dan bermanfaat untuk kelangsungan  hidup. Contoh nya membuka Perpustakaan online ! sehingga masyarakat bisa belajar Everytime  dan kapan pun mereka mau.. But,,,,
  • Yang paling Utama adalah mencerdaskan bangsa ini dengan sentuhan ilmu-ilmu Komputer. Demi terwujud nya Peningkatan Teknologi Negeri ini.. :)))))